Pelaihari, Tanah Laut
Kecamatan Pelaihari )adalah sebuah kecamatan yang juga merupakan pusat pemerintahan (ibu kota) Kabupaten
Tanah Laut, Kalimantan
Selatan, Indonesia. Ejaan lama
Pelaihari adalah Plaijharie
Kecamatan Pelaihari secara Astronomis
yang terletak pada:
·
114,642°
– 114,872° Bujur Timur
·
3,64062°
– 3,99204° Lintang Selatan
Batas–batas wilayah :
Tinggi dari permukaan laut : 25 meter
Luas Wilayah : 378,95 Km²
Jumlah Desa/Kelurahan : 5 Kelurahan dan 15 Desa
Luas Wilayah : 378,95 Km²
Jumlah Desa/Kelurahan : 5 Kelurahan dan 15 Desa
Temperatur :
Terendah : 20,1 °C
Tertinggi : 35,0 °C
Terendah : 20,1 °C
Tertinggi : 35,0 °C
Luas Daerah Menurut Desa/Kelurahan(2008)
Desa
Ambungan · Atu–Atu · Bumi Jaya · Guntung Besar · Kampung Baru · Panggung · Panggung Baru · Panjaratan · Pemuda ·Sumber Mulia · Sungai Riam · Tampang · Telaga · Tungkaran · Ujung Batu
Kelurahan
Asal Usul Nama Kota
Pelaihari
Konon
Pelaihari merupakan wilayah savana (padang rumput) gembala yang luas. Pelaihari
juga dekat dengan objek wisata seperti air terjun dan pantai
di zaman
penjajahan daerah Pelaihari masih berupa hutan lebat. Daerah Ibukota ada di
Banjarmasin yang diduduki oleh penjajah. Banyak pejuang daerah berusaha merebut
kembali kota Banjarmasin, namun sayang pejuang kita kalah dalam jumlah dan
amunisi, pejuang kita terus terdesak dan melarikan diri ke hutan di daerah
selatan. Karena pelarian tersebut dilakukan selama berhari-hari maka hutan yang
dijadikan tempat pelarian tersebut dinamakan "Pelarian Hari" dan
lambat laun berubah menjadi Pelaihari.
Mengenai asal-usul nama Pelaihari ada beberapa macam informasi
antara lain, Bapak Achmad Sjakrani salah seorang tokoh daerah Tanah Laut,
mengatakan bahwa nama pelaihari berasal dari kata “PELARI”, yang maksudnya
tempat pelarian pahlawan-pahlawan Banjar dalam menentang Belanda. Namun beliau
tidak dapat menjelaskan siapa yang memberikan nama demikian.
Sedangkan berdasarkan
sumber lainnya, yakni Arthum Artha seorang penulis sejarah dan wartawan di
Kalimantan Selatan menyatakan dalam bukunya “Gelanggang Tanah Laut”, bahwa nama
Pelaihari berasal dari nama seorang yang mula-mula membuka perkebunan lada Mulocco
(Malocco) yang kemudian menjadi Maluka, yaitu Master Here.
Pada zaman penjajahan
Inggris, yang menjalankan kekuasaan ialah Alexander Hare. Ia munujuk salah
seorang keluarganya yaitu Master Hare (Mr. Pley Hare) untuk membuka perkebunan
lada di Tanah Laut.
Menurut Arthum, nama Pley Hare ini sering diucapkan oleh
orang-orang di Tanah Laut dengan sebutan Pelaihari, seperti pada umumnya
penyebutan nama-nama orang asing lainnya di Tanah laut, misalnya Alexander
menjadi Alikandar dan Mulocco menjadi Maluka.
Pada zaman Belanda, Kantor Pos menulis “Pelaihari” dan beberapa
instansi menulis “Pleihari”. Pada zaman Bupati pertama Abdullah Sjahril,
penulisan nama kota ini diseragamkan menjadi seperti yang kita ketahui sekarang
ini yaitu “PELAIHARI”.
Sampai dengan saat ini Pelaihari cukup dikenal sampai tingkat
nasional. Yang membuat nama Pelaihari ini cukup dikenal antara lain adalah
hewan ternaknya, belacan, nangka dan satwa langka kijang kuning keemasan
(Cervulus Pelaiharicus).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar