Rabu, 11 Mei 2016

Obyek Wisata Yang Ada Di Pelaihari Kabupaten Tanah Laut


Pantai Batakan

Salah satu obyek wisata yang ada di pelaihari yang paling terkenal adalah Pantai Batakan ini.
Pantai Batakan terletak di desa Batakan kecamatan Panyipatan, Kabupaten Tanah Laut (Tala), sekitar 125 kilometer arah timur dari Kota Banjarmasin (Ibukota Provinsi Kalimantan Selatan). Untuk mencapai lokasi Pantai Batakan, dari Kota Banjarmasin relatif mudah karena kondisi jalannya cukup baik. Walaupun jalannya berkelak-kelok dan turun-naik, tetapi menyajikan pemandangan alam yang indah berupa barisan perbukitan yang menghijau, hamparan persawahan yang menguning, serta perkampungan nelayan yang berada di tepi pantai.
Pantai Batakan merupakan obyek wisata bahari yang terpadu dengan panorama alam pegunungan, karena di sebelah timurnya terdapat perbukitan pinus yang menjadi bagian dari Pegunungan Meratus. Di pantai ini pengunjung dapat mengelilingi pantai sambil menggunakan kuda sewaan, bersantai di bawah pohon cemara sambil menikmati keindahan pantai, atau menyaksikan panorama alam terutama saat matahari akan terbenam (sunset). 
Pantai Batakan juga dilengkapi pula dengan fasilitas khas tempat rekreasi, seperti kamar mandi untuk bilas, rumah ibadah (masjid), panggung hiburan, cottage, restourant, penginapan, playground, hingga areal parkir kendaraan bermotor yang cukup luas.


Pantai Takisung

Pantai Takisung adalah merupakan obyek wisata pantai yang mempesona dengan pemandangan pantai dengan aktivitas jual beli ikan segar maupun ikan kering langsung dari nelayan.
Pantai Takisung terletak di desa Takisung kecamatan Takisung yaitu sebelah barat wilayah Kabupaten Tanah Laut. Berjarak kurang lebih 22 km dari kota Pelaihari atau kurang lebih 87 km dari ibu kota Kalimantan Selatan yaitu Banjarmasin. Meskipun Pantai Takisung merupakan Laut Jawa, namun ombaknya tidak besar seperti halnya pantai selatan pulau Jawa. Sehingga aman untuk wisata maupun menjadi pemukiman.
Sebagai objek wisata, Pantai Takisung bisa digolongkan obyek wisata pantai yang mempesona dengan pemandangan pantai yang dikelilingi oleh pohon-pohon kelapa dengan pasirnya yang coklat seperti air lautnya (untuk identifikasi airnya, yaitu dari hasil observasi didapatkan pH airnya 9 yang tergolong basa dengan suhu 250C dan kecepatan aliran airnya sebesar 1927 rpm, sedangkan tingkat kecerahan airnya sebesar 32 cm), ditemanin banyak pasar-pasar yang menjual jajanan khas pantai, mulai dari ikan asin, hiasan kerang, udang, ikan, sampai terumbu karang langsung dari nelayan. Ditambah lagi Pemerintah Kabupaten Tanah Laut yang terus mempoles objek wisata ini melalui pembangunan sejumlah fasilitas umum yang tak dimiliki objek wisata pantai lainnya. Diantaranya, selter, panggung permanen, rumah makan (belum dioperasionalkan), dan penginapan.


Air Terjun Bajuin
Air Terjun Bajuin terletak 10 km dari kota Pelaihari tepatnya di Desa Sei Bakar Kabupaten Tanah Laut atau 75 km dari kota Banjarmasin ibukota Kalimantan Selatan.

Air Terjun Bajuin memiliki panorama pegunungan yang indah dan eksotik. Air terjun Bajuin ini terletak di kawasan lereng pegunungan Meratus serta ditingkahi kencangnya angin yang menyebabkan air terjun seolah-olah menari-nari dari atas puncaknya menuju ke bawah.





Goa Marmer

Objek wisata Goa Marmer terletak di desa Sei Bakar Kecamatan Bajuin Pelaihari. Objek wisata Goa Marmer dapat ditempuh dengan berjalan kaki ± 30 menit dari Air Terjun Bajuin, atau ± 10 km dari kota Pelaihari. 
Goa Marmer memiliki keunikan karena dinding goa banyak terdapat batu marmer yang biasa digunakan untuk ubin rumah dan bentuk atas goa seperti kubah masjid. Di dalam goa juga terdapat kehidupan binatang malam seperti kelelawar, burung, ular, monyet, laba-laba goa, ikan pentet, dll.


Gunung Karamaian

Gunung Keramaian ini terletak di desa Ujung Batu kecamatan Pelaihari, ± 58 km dari Kota Banjarmasin. Gunung ini merupakan obyek wisata alam.










Bukit Kayangan

Bukit Kayangan memiliki pesona yang memukau dengan pemandangan perbukitan dan hamparan perkebunan Kelapa Sawit.
Aksesibilitas darat dapat ditempuh ± 55 km dari Kota Banjarmasin tepatnya di desa Ambungan sebelum kita menuju/memasuki Kota Pelaihari tentunya melewati objek wisata tersebut. Sarana yang tersedia saat ini berupa tempat ibadah (Mushola), dan jenis wisata yang bisa dikembangkan berupa wisata MICE (Wisata Meeting and Conference).


Wisata Alam Pedesaan panyipatan

Desa Panyipatan yang terletak di Kecamatan Panyipatan Kabupaten Tanah Laut merupakan tempat obyek wisata khas alam pedesaan.
Usaha tani yang masih diterapkan secara tradisional tanpa pupuk anorganik dan keasrian alam gi kawasan sentra pertanian (padi lokal).
Area penanaman padi di Panyipatan mencapai ratusan hektare. persawahan itu menjadi satu dengan tiga desa tetangga, Telaga Langsat, Kandangan Baru, dan Batu Tungku.
Kawasan pertanian tersebut juga menyimpan kekayaan hayati yang beragam. Terdapat rawa dalam yang menyimpan ikan air tawar khas Kalimantan, antara lain, papuyu dan haruan (gabus).
Selain populasinya sangat banyak, ukurannya juga besar-besar. Desa Panyipatan memiliki potensi wisata alam terpadu yang eksotis.


Taman Mina Tirta

Keindahan di Taman Mina Tirta Pelaihari waktu siang, sungguh nyaman untuk tempat beristirahat dan santai sejenak sambil menikmati keindahan panorama kolam di Taman Mina Tirta ini. Selain ada taman bermain anak-anak, taman bunga, juga ada sarana rekreasi berupa perahu sewa berbentuk angsa untuk bersenang senang mengitari kolam Taman Mina Tirta Pelaihari ini.
Selain itu, bagi kamu yang hobi mancing juga bisa menyalurkannya disini. Disekitar Taman juga ada sejumlah pedagang yang menyediakan beraneka minuman segar, tempat yang sangat cocok bagi kamu yang mau ber istirahat sejenak. Bagi kamu yang dari Kota Baru, Kintap dan sebagainya yang hendak bepergian ke Kota Banjarmasin, bisa mampir dan istirahat sebentar di taman ini, tempatnya tidak jauh dari simpang perkantoran Pemda Tanah Laut.


Taman Kijang Kencana

Letak taman ini berada di tengah kota Pelaihari, tepatnya di kelurahan Pelaihari kecamatan Pelaihari. Taman yang selalu dikunjungi oleh muda-mudi, tak hanya itu para orang tua dan yang ingin menikmati asrinya Taman Kijang Kencana.
dapat dijumpai di sekitar taman sambil menikmati indahnya kota Pelaihari


WISATA RELIGIUS

Pulau Datu (Makam Datu Pamulutan) 

Pulau Datu adalah pulau kecil yang terdapat di dekat Pantai Batakan, kecamatan Panyipatan, Tanah Laut, Kalsel.
Dinamakan pulau Datu karena di pulau tersebut terdapat makam seorang datu (sunan/penyebar agama Islam) yang dikenal dengan sebutan Datu Pamulutan, yang dahulu punya kegemaran menangkap burung dengan pulut (getah).
Datu Pamulutan ini bukan nama asli beliau melainkan hanya sebutan/gelar yang diberikan masyarakat karena semasa hidup beliau suka mamulut (cara berburu dengan menggunakan getah, biasanya untuk berburu unggas) burung. Menurut cerita warga setempat dahulunya pulau Datu dan pantai Tanjung Dewa merupakan satu kesatuan, namun karena proses alam maka akhirnya pulau Datu dan pantai Tanjung Dewa terpisah. Sampai sekarang, tanah yang menjadi makam beliau terpisah dari daratan, berjarak sekitar 1,2 - 1,5 kilometer. Sekarang sudah ada dermaga yang cukup sederhana, pengelolaan makam sendiri dilakukan oleh pihak ahli waris dan kerabat H Syamsudin muridnya, Makam keramat ini juga sudah menjadi tempat wisata religius, memanjatkan doa untuk dirinya. Namun karena letaknya di dekat wisata Batakan. Kondisi tersebut memungkinkan masyarakat sekitar untuk mendapat penghasilan tambahan, yaitu mengantar peziarah menyeberang dengan menggunakan perahu.


Makam Datu Insad

Makam Datu Insad terletak di desa Sambangan Kecamatan Bati-Bati Pelaihari. Makam keramat yang sering didatangi para peziarah baik dari Kabupaten Tanah Laut juga dari luar Kabupaten bahkan dari luar provinsi Kalimantan Selatan.
Menurut para peziarah yang mula-mula di datangi adalah makam keramat Datuk Insad apabila ingin menziarahi makam-makam keramat yang tersebar di provinsi Kalimantan Selatan (Datu yang dituakan).





Pelaihari, Tanah Laut

Kecamatan Pelaihari )adalah sebuah kecamatan yang juga merupakan pusat pemerintahan (ibu kota) Kabupaten Tanah Laut, Kalimantan Selatan, Indonesia. Ejaan lama Pelaihari adalah Plaijharie













Kecamatan Pelaihari secara Astronomis yang terletak pada:
·         114,642° – 114,872° Bujur Timur
·         3,64062° – 3,99204° Lintang Selatan
Batas–batas wilayah :
·         Sebelah Utara : Kecamatan Tambang Ulang
·         Sebelah Timur : Kecamatan Bajuin dan Batu Ampar
·         Sebelah Barat : Kecamatan Takisung
·         Sebelah Selatan : Kecamatan Panyipatan
Tinggi dari permukaan laut : 25 meter
Luas Wilayah : 378,95 Km²
Jumlah Desa/Kelurahan : 5 Kelurahan dan 15 Desa

Temperatur :
Terendah : 20,1 °C
Tertinggi : 35,0 °C








Luas Daerah Menurut Desa/Kelurahan(2008)
Desa

Kelurahan









Asal Usul Nama Kota Pelaihari

Konon Pelaihari merupakan wilayah savana (padang rumput) gembala yang luas. Pelaihari juga dekat dengan objek wisata seperti air terjun dan pantai

di zaman penjajahan daerah Pelaihari masih berupa hutan lebat. Daerah Ibukota ada di Banjarmasin yang diduduki oleh penjajah. Banyak pejuang daerah berusaha merebut kembali kota Banjarmasin, namun sayang pejuang kita kalah dalam jumlah dan amunisi, pejuang kita terus terdesak dan melarikan diri ke hutan di daerah selatan. Karena pelarian tersebut dilakukan selama berhari-hari maka hutan yang dijadikan tempat pelarian tersebut dinamakan "Pelarian Hari" dan lambat laun berubah menjadi Pelaihari.
Mengenai asal-usul nama Pelaihari ada beberapa macam informasi antara lain, Bapak Achmad Sjakrani salah seorang tokoh daerah Tanah Laut, mengatakan bahwa nama pelaihari berasal dari kata “PELARI”, yang maksudnya tempat pelarian pahlawan-pahlawan Banjar dalam menentang Belanda. Namun beliau tidak dapat menjelaskan siapa yang memberikan nama demikian.










Sedangkan berdasarkan sumber lainnya, yakni Arthum Artha seorang penulis sejarah dan wartawan di Kalimantan Selatan menyatakan dalam bukunya “Gelanggang Tanah Laut”, bahwa nama Pelaihari berasal dari nama seorang yang mula-mula membuka perkebunan lada Mulocco (Malocco) yang kemudian menjadi Maluka, yaitu Master Here.







Pada zaman penjajahan Inggris, yang menjalankan kekuasaan ialah Alexander Hare. Ia munujuk salah seorang keluarganya yaitu Master Hare (Mr. Pley Hare) untuk membuka perkebunan lada di Tanah Laut.








Menurut Arthum, nama Pley Hare ini sering diucapkan oleh orang-orang di Tanah Laut dengan sebutan Pelaihari, seperti pada umumnya penyebutan nama-nama orang asing lainnya di Tanah laut, misalnya Alexander menjadi Alikandar dan Mulocco menjadi Maluka.
Pada zaman Belanda, Kantor Pos menulis “Pelaihari” dan beberapa instansi menulis “Pleihari”. Pada zaman Bupati pertama Abdullah Sjahril, penulisan nama kota ini diseragamkan menjadi seperti yang kita ketahui sekarang ini yaitu “PELAIHARI”.
Sampai dengan saat ini Pelaihari cukup dikenal sampai tingkat nasional. Yang membuat nama Pelaihari ini cukup dikenal antara lain adalah hewan ternaknya, belacan, nangka dan satwa langka kijang kuning keemasan (Cervulus Pelaiharicus).